Mantan Marinir AS Dituduh Latih Pilot Militer China ‘Memenuhi Syarat’ untuk Diekstradisi, Pengadilan Australia Memutuskan

Hakim Daniel Reiss memerintahkan Duggan yang berusia 55 tahun untuk tetap di penjara.

Dia memiliki 15 hari untuk meminta peninjauan kembali atas putusan hakim. Keputusan untuk mengekstradisi pada akhirnya akan dibuat oleh Jaksa Agung Australia.

Seorang pilot jet yang sangat dihormati, Duggan menghabiskan 12 tahun di Korps Marinir AS, mencapai pangkat Mayor dan bekerja sebagai instruktur penerbangan taktis.

Istri Duggan dan ibu dari enam anaknya, Saffrine Duggan, mengatakan sidang pengadilan ekstradisi “hanya tentang mencentang kotak.”

Dia juga mengatakan keluarga akan mengajukan banding atas ekstradisi.

“Sekarang, kami dengan hormat meminta jaksa agung untuk melihat kembali kasus ini dan membawa pulang suami saya,” katanya kepada wartawan dan pendukung di luar pengadilan.

Pilot telah menghabiskan 19 bulan di penjara dengan keamanan maksimum sejak dia ditangkap pada tahun 2022 di rumah keluarganya di negara bagian New South Wales.

Duggan pindah ke Australia pada tahun 2002 setelah meninggalkan Marinir, mendapatkan citienship dan bekerja di sebuah perusahaan penerbangan petualangan bernama Top Gun Tasmania.

Jaksa mengatakan Duggan menerima sekitar sembilan pembayaran dengan total sekitar 88.000 dolar Australia (US $ 61.000) dan perjalanan internasional dari konspirator lain untuk apa yang kadang-kadang digambarkan sebagai “pelatihan pengembangan pribadi.”

Surat dakwaan itu mengatakan Duggan melakukan perjalanan ke AS, China dan Afrika Selatan, dan memberikan pelatihan kepada pilot China di Afrika Selatan.

Duggan membantah tuduhan itu, mengatakan itu adalah sikap politik oleh Amerika Serikat, yang secara tidak adil memilihnya.

Pengacara Duggan sebelumnya berpendapat tidak ada bukti pilot China yang dia latih adalah militer, dan bahwa dia menjadi citien Australia pada Januari 2012, sebelum dugaan pelanggaran.

Pemerintah Amerika Serikat berpendapat Duggan tidak kehilangan kewarganegaraan AS sampai 2016, ketika ia menandatangani dokumen yang meninggalkannya di kedutaan AS di Beijing.

Salah satu dari tujuh rekan konspirator dalam dakwaan AS dihukum hacker China Su Bin, meskipun pengacara Duggan berpendapat kasus hacking tidak terkait.

Duggan dilarang meninggalkan China pada tahun 2014, pengacaranya menulis dalam pengajuan ke jaksa agung, dan mengenal Su Bin sebagai broker ketenagakerjaan untuk perusahaan penerbangan China AVIC.

Su Bin mengaku bersalah pada tahun 2016 atas pencurian desain pesawat militer AS dengan meretas kontraktor pertahanan utama AS.

Laporan oleh Agence France-Presse, Associated Press, Reuters

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours