Pada hari Kamis, para pemimpin Dewan Gereja Nasional Singapura bertemu Mufti Nazirudin Mohd Nasir dan para pemimpin Muslim di Masjid Yusof Ishak untuk meyakinkan komunitas Muslim bahwa mereka berdiri bersama dan ingin membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan.
Kedua belah pihak juga mengakui perlunya berbuat lebih banyak untuk melindungi kaum muda dan komunitas mereka dari ekstremisme.
Asosiasi Cendekiawan dan Guru Agama Singapura (Pergas) juga telah mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini, mencatat bahwa radikalisme tidak sesuai dengan ajaran Islam, Kristen dan agama-agama lain.
Khotbah hari Jumat juga menggarisbawahi perlunya memperhatikan pengaruh online berbahaya yang dapat melihat “benih kebencian dan prasangka terhadap kelompok lain berakar”.
“Kita harus memastikan bahwa kita, serta generasi muda di bawah asuhan kita, selalu mendapatkan informasi kita dari sumber yang dapat dipercaya dan kredibel,” tambahnya.
+ There are no comments
Add yours